Assalamu'alaikum.... Selamat datang...

Sabtu, 26 Oktober 2013

It's about Personality

Masih dalam rangka menulis ulang hasil belajar di Jogja Parenting Club bersama Bunda Wening, dalam pembahasan tentang "Mengenal Diri dan Anak", topik mengenai personality merupakan sub judul kedua setelah topik mengenai learning style, sebagaimana telah disampaikan pada tulisan sebelumnya. Dengan kata lain, ini tulisan edisi bayar hutang janji. hehehe.... Ok... Let's talk about it.

b. Personality
Apa yang disampaikan oleh Bunda Wening mengenai personality atau kepribadian, jika saya amati lebih merujuk pada sebuah buku berjudul "Personality Plus" karya Florence Littauer. 

Mengapa kita perlu tahu tentang kepribadian? Florence mengatakan, bahwa "Hanya ada satu 'Anda' dan tidak ada dua orang yang sama." Setiap kita adalah unik. Dengan mengenali dan memahami kepribadian kita masing-masing, diharapkan kita bisa tahu siapa diri kita yang sesungguhnya. Tahu mengapa kita bereaksi seperti yang kita lakukan. Tahu kekuatan kita dan bagaimana meningkatkannya. Tahu kelemahan kita dan bagaimana cara mengatasinya. 

Dengan demikian, pada saat kita telah tahu siapa diri kita, diharapkan kita bisa memahami orang lain dan menyadari bahwa hanya karena orang lain berbeda, tidak berarti bahwa mereka salah. Rasa toleran diharapkan juga akan muncul dalam berinteraksi dengan anak, dengan pasangan, dan dengan orang-orang di sekitar kita.

Menurut Florence, sebagaimana dipaparkan oleh Bunda Wening, kepribadian manusia dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe.
1. Kepribadian Sanguinis Populer
Mari kita kenali tipe Sanguinis Populer yang ekstrovert, pembicara, dan optimis ini.
Emosinya: SP memiliki kepribadian yang menarik. Dia suka berbicara, menghidupkan pesta, rasa humornya tinggi, ingatannya kuat terhadap warna, secara fisik mampu memukau pendengarnya, emosional dan demonstratif, antusias dan ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, berpenampilan baik di panggung, lugu dan polos, hidup di masa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, namun kekanak-kanakan.
SP di pekerjaannya: Sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat di permukaan, kreatif dan inovatif, punya energi dan antusiasme, memulai dengan cara yang cemerlang, mengilhami orang lain untuk ikut, mempesona orang lain untuk bekerja.
SP sebagai teman: mudah berteman, mencintai orang, suka dipuji, tampak menyenangkan, dicemburui orang lain, bukan pendendam, cepat minta maaf, mencegah saat-saat membosankan, dan suka kegiatan spontan.
SP sebagai orangtua: membuat rumah menyenangkan, disukai temannya anak-anak, mengubah bencana menjadi humor, dan merupakan pemimpin sirkus.
Kelemahan SP: cenderung tidak rapi, emosional (mudah tersinggung), pelupa, tidak tepat waktu, cepat bosan, sukanya bersenang-senang, dramatis (suka melebih-lebihkan agar orang lain terhibur)

2. Kepribadian Melankolis Sempurna
Mengenal MS yang introvert, pemikir, dan pesimis.
Emosi MS: mendalam dan penuh pikiran, analitis, serius dan tekun, cenderung jenius, berbakat dan kreatif, artistik atau musikal, filosofis dan puitis, menghargai keindahan, peka / perasa terhadap orang lain, suka berkorban, penuh kesadaran, dan idealis. 
MS di pekerjaan: berorientasi jadwal, perfeksionis, standar tinggi, sadar perincian, gigih dan cermat, tertib dan terorganisasi, teratur dan rapi, ekonomis, melihat masalah, mendapat pemecahan masalah yang kreatif, perlu menyelesaikan apa yang sudah dimulai, suka diagram, grafik, bagan dan daftar.
MS sebagai teman: ia hati-hati dalam berteman, puas tinggal di latar belakang, menghindari perhatian, setia dan berbakti, mau mendengarkan keluhan, bisa memecahkan masalah orang lain, sangat memperhatikan orang lain, terharu oleh air mata belas kasihan, dan mencari teman hidu yang ideal.
MS sebagai orangtua: menetapkan standar tinggi, ingin segalanya dilakukan dengan benar, menjaga rumah selalu rapi, merapikan barang anak-anak, mengorbankan keinginan sendiri untuk orang lain, mendorong intelegensi dan bakat.
Kelemahan MS: menuntut kesempurnaan berlebihan, sulit memahami 'kekacauan' yang terjadi di sekelilingnya, panik jika berada di lingkungan yang berantakan, tidak teratur, atau berisik, lingkungan yang tidak sesuai dengan standar mereka dapat membuatnya pesimis, murung, dan stress.


3. Kepribadian Koleris Kuat
Ini dia si ekstrovert, pelaku, nan optimis.
Emosi si KK: berbakat pemimpin, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan, harus memperbaiki kesalahan, berkemauan kuat dan tegas, tidak emosional dalam bertindak, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, bisa menjalankan apa saja.
KK di pekerjaan: berorientasi target, melihat gambaran secara menyeluruh, terorganisadi dengan baik, mencari pemecahan yang praktis, bergerak cepat untuk bertindak, mendelegasikan pekerjaan, menekankan pada hasil, membuat target, merangsang kegiatan, berkembang karena persaingan.
KK sebagai teman: tidak terlalu perlu teman, mau bekerja untuk kegiatan, mau memimin dan mengorganisasi, biasanya cenderung benar, unggul dalam keadaan darurat.
KK sebagai orangtua: memberikan kepemimpinan yang kuat, menetapkan tujuan, memotivasi keluarga untuk kelompok, tahu jawaban yang benar, mengorganisasi rumah tangga.
Kelemahan KK: cenderung keras kepala, membenci hukuman, tidak suka kompromi, menuntut loyalitas dan penghargaan, cenderung pemarah ketika keinginannya tidak terpenuhi, marah adalah caranya mengendalikan orang lain, bossy dan suka mengatur.

4. Kepribadian Phlegmatis Damai
Menyelami si introvert, pengamat, yang pesimis.
Emosi PD: berkepribadian rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam, tenang dan mampu, sabar, baik kesimbangan emosinya, hidupnya konsisten, tenang tetapi cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan, serba guna.
PD di pekerjaan: cakap dan mantap, damai dan mudah sepakat, punya kemampuan administratif, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, baik di bawah tekanan, menemukan cara yang mudah.
PD sebagai teman: mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka menyinggung, pendengar yang baik, selera humornya menggigit, suka mengawasi orang, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian.
PD sebagai orangtua: menjadi orangtua yang baik, menyediakan waktu bagi anak-anak, tidak tergesa-gesa, bisa mengambil yang baik dari yang buruk, tidak mudah marah.
Kelemahan PD: sangat santai dan menyukai istirahat, sering ditemukan ketiduran di mana saja, tidak termotivasi, percaya diri rendah, membenci tanggung jawab, mudah diabaikan, mudah setuju dengan pendapat orang lain, cenderung mudah dirayu.

Nah, itulah seluk-beluk kepribadian manusia yang beragam rupa dan warna. Ketika mendengar materi ini dipaparkan pembicara, saya sering tersenyum-senyum sendiri dan menganalisa jenis kepribadian yang saya miliki. Dan pada saat pulang, saya jadi teringat pada sebuah buku yang pernah saya beli sewaktu masih kuliah. Itulah buku "Personality Plus" yang menjadi acuan dari pembahasan kali ini. 

Dulu, saya sudah membacanya sampai selesai. Tapi sama sekali nggak mudeng apa yang penulis sampaikan. Saya hanya bisa mengingat bahwa kepribadian itu dibagi 4, yaitu Sanguinis, Phlegmatis, Koleris, dan Melankolis. Itu saja. Tetapi ketika saya mendapatkan materi ini kembali, dan disampaikan dengan cara yang menarik sebagaimana Bunda Wening lakukan, seperti ada dorongan yang ingin mereload memori bacaan yang pernah saya miliki jauh-jauh hari sebelumnya. Dan ketika saya membaca ulang buku ini, tak henti-hentinya saya terkekeh-kekeh, menertawakan diri sendiri, betapa naifnya saya selama ini.

Kemudian saya mencoba melihat-lihat orang-orang di sekitar saya. Mulai dari suami dan anak-anak saya. Saya coba cocokkan ciri-cirinya dengan pemaparan di atas. Dan kembali saya terhenyak-henyak, bahwa apa yang selama ini terjadi, miss komunikasi, perencanaan yang tak kunjung menemui kesepakatan, tuntutan-tuntutan yang muncul secara sengaja maupun tidak disengaja dan serangkaian masalah yang seringkali terjadi, merupakan bukti bahwa kami, terutama saya, belumlah mengenal dan memahami siapa saya sebenarnya. Siapa pasangan saya, dan seperti apa anak-anak saya. 

Naif. Mereka, yang notabenenya selalu berada di dekat saya, setiap hari bertemu dan berinteraksi saja masih belum saling mengenal dan memahami. Ini karena diri kami belumlah memahami siapa diri ini sejatinya. Dan ketika pemahaman itu mulai muncul, ada perubahan paradigma berpikir yang cukup signifikan. Saya jadi berusaha memaklumi apa yang mereka perbuat, apa yang mereka katakan, apa yang mereka lakukan. Dan ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. 

Sebagai seorang ibu yang cenderung melankolis, saya berusaha menurunkan standar perilaku terhadap keluarga dan orang-orang di sekitar saya. hehe.... berat juga rasanya. Tapi ternyata efeknya luar biasa... Misalnya ketika melihat perilaku seorang phlegmatis yang cenderung slowly dan berorientasi sekarang, jadi nggak menuntutnya untuk bergerak cepat-cepat atau membuat perencanaan-perencanaan jangka panjang. Karena memang pola pikirnya nggak bisa dipaksakan untuk demikian. #tarik_nafas_dalam_dalam

Menurut Florence, seseorang bisa saja memiliki kecenderungan terhadap beberapa kepribadian, namun tetap saja ada satu tipe kepribadian yang lebih menonjol dan cenderung dominan dalam mempengaruhi pola sikap seseorang.

Ada hal menarik yang diungkapkan oleh seorang Florence dalam menyikapi kepribadian manusia yang bermacam-macam ini. Berikut kutipanya:

Tuhan membuat kita masing-masing berbeda, sehingga kita bisa berfungsi dalam peranan kita.
Tuhan bisa menjadikan kita semua orang Sanguinis yang Populer. Kita akan banyak mendapat mendapat kesenangan, tapi hanya sedikit yang akan dicapai.
Dia bisa menjadikan kita semua orang Melankolis yang Sempurna. Kita akan serba teratur dan rapi, tetapi tidak begitu gembira.
Dia bisa saja menjadikan kita semua orang Koleris yang Kuat. Kita semua akan memimpin, tetapi tidak sabar karena tidak ada seorang pun yang akan mengikuti kita.
Dia pun bisa menjadikan kita semua orang Pleghmatis yang Damai. Kita akan mempunyai dunia yang damai, tetapi tidak banyak semangat dan antusiasme untuk hidup.

Kesimpulannya adalah, Allah selalu melakukan hal-hal yang hebat untuk kita, meskipun terkadang, yang baik menurut Allah terasa buruk dalam pandangan kita. Begitu pula sebaliknya, apa-apa yang menurut kita baik, belum tentu baik pula menurut pandangan Allah. Namun satu hal yang harus kita sadari, bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu, sedangkan kita hanyalah makhluk kerdil yang tak pantas diperbandingkan dengan Sang Penciptanya. Oleh karena itu, marilah kita syukuri segala karunia yang telah Allah anugerahkan kepada kita, karena Dia-lah yang Mengetahui kebutuhan dan kebaikan untuk kita, lebih dari apa yang kita ketahui.

Inilah yang bisa saya tuliskan pada kesempatan ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi saya sebagai pembelajaran tersendiri, syukur alhamdulillah jika dapat bermanfaat juga bagi pembaca sekalian. Dan mohon maaf, ya.... jika terdapat salah-salah kata. Karena memang masih dalam proses belajar. Terima kasih telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca tulisan sederhana ini. Sampai jumpa di tulisan berikutnya. Insya Allah....

Tidak ada komentar:

.